pengharapan

adakalah tutur kata seorang pemuda untuk orang di sisinya, berupa nasihat mahupun saranan, adalah suatu hajat yang 10 kali lebih besar bagi dirinya berbanding apa yang dituturnya.

ditutur jua, agar yang di sisi tenang dan bersenyum, juga agar yang di belakang yang di sisi tadi turut lebih tenang bahkan tersenyum.

alangkah indah sebuah pengharapan, andai ia hadir ke dalam kehidupan seorang pengharap.

sedangkan sang pengharap tadi masih kelabu dan merangkak, kerana lazim manusia hidup adalah bergerak. andai tidak melangkah perlulah merangkak.

andai henti ia, tersungkur di tepi jalan yang pada fikirnya bukan arah syahid. bahkan jua bukan arah mulia, untuk jiwanya yang kadangkala menderita kadangkala penuh cinta, untuk dunia mahupun hidupan akhirnya. ah, bukan hidupan akhirnya, namun hidupan kekalnya.

masih lagi sang pengharap itu termenung, agaknya ia lupa tentang syurga.

tetap juga sang pengharap itu termenung, barangkali ia turut lupa akan neraka.

dosa berganti pahala dan pahala berganti dosa. silih mereka berganti bagai siang berganti malam. cuma ada kala siangnya panjang, ada kala malamnya panjang.

namun masih juga sang pengharap tadi mengharapkan pahala menemani akhirnya.

agar kelak syurga menemani kekalnya.

tangis berganti tawa dan suka mengalih duka. keduanya masih melukis rancak dalam hati sang pengharap tadi.

entah harapan apa entah ia ada bagaimana bahkan mungkin tiada.

tetap ia sang pengharap.

ah, sang itu pun tetap bingung, ia atau dia.

memang 'sang'.

indahnya hidup sang pengharap andai dihias hidupnya dengan harapan. namun hati sang pengharap masih menolak mandat. mandat yang diberi dari alam kerana ia merasa jiwanya bukan yang kena berada di situ.

dan tak mungkin alam kecewa. masih alam kaya dengan kiri kanan pendamping yang lagi luhur bahkan murni menyempurnakan titah Allah dalam sunnah-Nya sendiri.

*********************

hiraukan repekan di atas.

ngeri, masih ngeri memikirkan persoalan abang sahel tadi.

'awak nak sumbangkan ape khairi tahun depan?'

soalan yang sama sebulan lepas. masih dilupakan sang tersoal tadi.

pergilah. pergilah.

aku bukan sang pencita, bahkan pencinta.
hanya dua tiga mimpi yang aku taknak buka.

tengoklah apa jadi.

maaf bang.






=|

manusia takkan dapat lupakan mentari, walau redup itu nyaman.